Skip to main content

gumpalan rambut di perut

Seorang anak perempuan berusia 8 tahun membuat gempar. Dia mengalami penurunan berat badan dan selalu sakit setelah makan. Setelah dibawa ke rumah sakit, diketahui ada benjolan besar dalam perut sang anak. Siapa sangka bahwa benjolan sebesar itu adalah gumpalan rambut manusia.

Anak perempuan dari Zhoukou, di Provinsi Henan, China telah bertahun-tahun mengalami berat badan tak seimbang. Tubuhnya paling kurus dibanding teman-teman sekelasnya. Orang tuanya sangat cemas namun tidak tahu apa penyebabnya. Setiap kali diberi makan, anak perempuan ini selalu jatuh sakit dan tidak mau menyentuh makanannya. Khawatir terjadi apa-apa, akhirnya orang tua membawa putri mereka ke rumah sakit.


Foto: copyright asiantown.netFoto: copyright asiantown.net

Dilansir oleh People's Daily Online, dokter yang melakukan pemeriksaan fisik awal menemukan ada benjolan di perut sang anak perempuan. Awalnya dokter mengira ada pembengkakan hati, namun setelah dilakukan CT scan, ditemukan benda asing yang sangat besar di dalam lambung sang anak.

Akhirnya pemeriksaan selanjutnya dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar. Dr Zhang Shufeng menemukan fakta bahwa sang anak perempuan yang tidak disebutkan namanya itu sering diam-diam memakan rambutnya sendiri, kuku dan pakaian. Barulah diketahui bahwa gumpalan tersebut adalah rambut dan serat pakaian yang memang tidak bisa dicerna oleh tubuh manusia.


Foto: copyright asiantown.netFoto: copyright asiantown.net
Operasi dilakukan pada tanggal 27 Maret untuk mengeluarkan gumpalan tersebut. Tak disangka, gumpalan rambut tersebut mencapai berat 2 kg. Hanya seminggu masa pemulihan di rumah sakit, sang anak sudah diperbolehkan pulang.

"Ini adalah hasil dari kebiasaan sang anak perempuan memakan benda-benda tak wajar dalam jangka waktu yang lama," ujar Dr Zhang Shufeng.

Lebih lanjut, kebiasaan anak mengonsumsi makanan 'tak normal' seringkali disebabkan masalah psikologis. Sang anak perempuan sendiri dibesarkan oleh kakek neneknya, sementara orang tuanya bekerja.

Comments

Popular posts from this blog

belatung di kepala

Penemuan mengerikan ini sendiri berawal ketika pria yang diketahui bernama Pham Quang Lanh (28) merasakan sakit kepala yang terus menerus. Sebetulnya, setahun yang lalu Pham mengalami kecelakaan tertimpa besi saat ia bekerja menjadi buruh bangunan. Karena kecelakaan itu, ia mengalami luka di kepala. Namun, karena tidak memiliki biaya lebih untuk berobat, ia dan keluarga memutuskan untuk merawat dan menyembuhkan lukanya di rumah. Kepala Pham yang terluka | Photo: Copyright metro.co.uk Tapi, beberapa pekan yang lalu ia mengalami sakit kepala cukup serius dan tidak seperti biasanya. Saat salah satu keluarga melihat kondisi kepalanya, alangkah terkejutnya pihak keluarga tersebut karena melihat ada hewan yang bergerak di balik kulit kepala yang terluka. Pham dan keluarga lalu pergi ke dokter untuk berobat. Mengerikan, dokter Ahn yang memeriksa Pham menemukan belasan belatung hidup di kepala pria tersebut. Dokter Ahn mengatakan "bengkak di kepala Pham terjadi karena infeksi. Dan infeksi

10 arca peninggalan kerajaan majapahit

Berikut ini merupakan salah satu peninggalan penting dari kerajaan terbesar di Indonesia ini. Inilah 10 Arca Peninggalan Kerajaan Majapahit 1. Patung Hutan Baluran Patung yang ditemukan di Hutan Baluran Situbondo, Jawa Timur, pada 10 Maret 2013 ini akhirnya dipastikan keasliannya sebagai benda purbakala. Patung tersebut dinyatakan sebagai Patung Dewi Laksmi dan peninggalan dari era Kerajaan Majapahit. Arca ini Tergolong unik karena ditemukan di Wilayah Kekuasaan Majapahit Timur yang belum tersentuh sama-sekali peninggalan bersejarahnya. 2. Arca Harihara Arca ini merupakan gabungan dari Siwa dan Wisnu yang menggambarkan Taja Kertarajasa. Meskipun lokasinya di Candi Simoing, Blitar, kini arca ini telah dipindah ke Museum Nasional Republik Indonesia. 3. Bidadari Majapahit Arca yang terbuat dari emas ini merupakan arca cetakan emasapsara (bidadari surgawi) gaya khas Majapahit yang menggambarkan dengan sempurna zaman kerajaan Majapahit sebagai “zaman keemasan” nusantara. 4. Arca Dewi Par